Laman

Selasa, 17 Mei 2011

Manajemen Pendidikan 2

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Sekolah adalah lembaga yang bersifat kompleks dan unik. Bersifat kompleks karena sekolah sebagai organisasi didalamnya terdapat berbagai dimensi yang satu sama lain saling berkaitan dan saling menentukan. Sedangkan sifat unik, menunjukkan bahwa sekolah sebagai organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh organisasi-organisasi lain. Ciri-ciri yang menempatkan sekolah karakter tersendiri, dimana terjadi proses belajar mengajar, tempat terselenggaranya pembudayaan kehidupan umat manusia.

Karena sifatnya yang kompleks dan unik tersebutlah, sekolah sebagai organisasi memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah.

Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah.

Studi keberhasilan kepala sekolah menunjukkan bahwa kepala sekolah adalah seseorang yang menentukan titik pusat dan irama sekolah. Bahkan lebih jauh studi tersebut menyimpulkan bahwa keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah, beberapa diantara kepala sekolah dilukiskan sebagai orang yang memiliki harapan tinggibagi para staf dan para siswa, kepala sekolah adalah mereka yang banyak mengetahui tugas-tugas mereka dan mereka yang menentukanirama bagi sekolah mereka.

Sesuai dengan ciri-ciri sekolah sebagai organisasi yang bersifat kompleks dan unik, tugas dan fungsi kepala sekolah seharusnya dilihat dari berbagai sudut pandang. Dari sisi tertentu kepala sekolah dapat dipandang sebagai penjabat formal, sedangkan dari sisi lain seorang kepala sekolah dapat berperan sebagai manager, sebagai pemimpin, sebagai pendidik dan tidak kalah penting seorang kepala sekolah juga berperan sebagai staf.

  1. Rumusan Masalah

Dari pemaparan diatas terdapat beberapa rumusan masalah yang hendak dikemukakan penulis antara lain :

Ø Apakah pengertian dari kepala sekolah dan kepemimpinan ?

Ø Bagaimanakah cara penyeleksian menjadi kepala sekolah ?

Ø Bagaimanakah bila seorang kepala sekolah diibaratkan sebagai penjabat formal, manager, pemimpin, pendidik dan sebagai staf ?

Ø Bagaimana hubungan kerja sama antara kepala sekolah dengan masyarakat luas ?

  1. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

Ø Untuk mengetahui apa itu kepala sekolah dan kepemimpinan.

Ø Untuk mengetahui cara penyeleksian menjadi kepala sekolah.

Ø Untuk mengetahui kepala sekolah sebagai penjabat formal, manager, pemimpin, pendidik dan sebagai staf.

Ø Untuk mengetahui hubungan kerja sama antara kepala sekolah dengan masyarakat luas.

BAB II

PEMBAHASAN

  1. Pengertian Kepala Sekolah dan Kepemimpinan

Kepala sekolah terdiri atas dua kata yakni ”kepala” dan ”sekolah”. kata kepala dapat diartikan sebagai ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedangkan sekolah adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima dan memberikan pelajaran. Dengan demikian secara sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Sedangkan kepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi seseorang (didalam atau diluar organisasi) untuk mencapai tujuan yang diinginkan dimana seorang pemimpin mempunyai karakteristik khas yaitu meliputi fisik, mental, kepribadian, perilaku, karismatik, transaksional, dan transformasional.

  1. Seleksi Kepala Sekolah

Adapun proses seleksi untuk pemilihan kepala sekolah terdiri dari empat tahapan, yaitu :

    • Tahap awal

Adalah tahap dimana dilaksanakannya proses antara lain :

- identifikasi jabatan yang kosong,

- menentukan kriteria persyaratan calon untuk mengisi jabatn yang kosong,

- mengumumkan jabatan yang kosong kepada para calon,

- mengadakan perincian tugas dan tanggung jawab jabatan kepala sekolah yang kosong dan perlu diketahui oleh calon,

- menetukan persyaratan khusus yang diperlukan, sepeeti kemampuan berbahasa, memiliki hasil pelatihan dibidang luar biasa tentang siswa,

- mempersiapakan dokumen yang perlu diselesaikan oleh calaon seperti : catatan tentang pendidikan dan pekerjaan, penampilan dan keberhasilan masa lampau, rekomendasi dan data-data yang mendukung.

    • Tahap pra seleksi

Menetukan dan mengatur bagaimana kebijaksanaan atau mekanisme seleksi di laksanakan meliputi :

- memilih dan menetukan siapa yang memikirkan cara dan prosedur untuk ditugaskan dalam hal-hal yang berkaitan dengan proses seleksi tahap awal,

- ada jaminan bahwa kelompok staf / satuan tugas yang akan ditugaskan benar-benar mampu melakukan penafsiran dan pemikiran data calon,

- bagaimana mengaitkan dan mengintegrasikan kualifikasi calon denga spesifikasi jabatan kepala sekolah yang akan diisi,

- menyaring calaon yang berkualitas unggul,

- memilih calon terpilih untuk ditetapkan, dan

- mempersipakan daftar calaon yang memenuhi syarat.

    • Tahap seleksi

Salah satu mata rantai kegiatan seleksi ialah pencocokan atau penintegrasian antara spesifikasi jabatan kepala sekolah yang harus diisi dengan kualifikasi calon.

    • Tahap sesudah seleksi selesai

Dalam tahapan ini ada dua hal yang penting, yaitu :

- calon-calon yang tidak memenuhi persyaratan atau yang tidak diterima, dan

- calon-calon yang dapat diterima untuk diangkat menjadi kepala sekolah,

- dibuat daftar nominasi calon, lengkap dengan dokumen serta proses dikeluarkannya surat keputusan pengangkatan dan penempatan.

  1. Kepala Sekolah Sebagai Penjabat Formal, Manager, Pemimpin, Pendidik, dan Staf

Didalam lingkungan organisasi, kepemimpinan terjadi melalui dua bentuk, yaitu : kepemimpinan formal (formal leadership) dan kepemimpinan informal (informal leadership). Kepemimpinan formal terjadi apabila dilingkungan organisasi jabatan otoritas formal dalam organisasi tersebut diisi oleh orang-orang yang ditunjuk atau dipilih melalui proses seleksi. Sedangkan kepemimpinan informal terjadi dimana kedudukan pemimpin dalam suatu organisasi diisi oleh orang-orang yang muncul dan berpengaruh terhadap orang lain karena kecakapan khusus atau berbagai sumber yang dimilikinya dirasa mampu memecahkan persoalan organisasiserta memenuhi kebutuhan dari anggota organisasi yang bersangkutan.

Kepala sekolah adalah jabatan pemimpin yang tidak bisa diisi oleh orang-orang tanpa didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan. Siapapun yang diangkat menjadi kepala sekolah harus ditentukan melalui prosedur serta persyaratan-persyaratan tertentu seperti : latar belakang pendidikan, pengalaman, usia, pangkat dan integritas.

Oleh sebab itu kepala sekolah pada hakikatnya adalah penjabat formal, sebab pengangkatanya melalui proses dan prosedur yang didasarkan atas peraturan yang berlaku.

Disamping itu kepala sekolah juga diibaratkan sebagai seorang manager dimana ada delapan macam fungsi seorang manager yang perlu dilaksanakan dalam suatu organisasi yaitu bahwa para manager :

1. bekerja dengan, dan melalui orang lain,

2. bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan,

3. dengan waktu dan sumber yang terbatas mampu menghadapi berbagai persoalan,

4. berpikir secara realistik dan konseptual,

5. sebagai juru penengah,

6. sebagai seorang politisi,

7. sebagai seorang diplomat, dan

8. pengambilan keputusan yang sulit.

Kedelapan fungsi manager tersebut tidak hanya berlaku bagi kepala sekolah, tetapi berlaku bagi seluruh manager dari setiap organisasi. Walaupun pada pelaksanaannya sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor SDM, seperti para guru, staf, siswa dan orang tua siswa itu sendiri, dana, sarana serta suasana dan faktor lingkungan dimana sekolah itu berada.

Selain sebagai seorang manager kepala sekolah juga dituntut untuk memiliki jiwa atau sifat kepemimpinan. Dimana sebagai seorang pemimpin seharusnya dalam praktek sehari-hari selalu berusaha memperhatikan dan mempraktekan fungsi dari kepemimpinan itu sendiri didalam kehidupan sekolah. Dalam kehidupan sehari-hari kepala sekolah akan dihadapkan sikap para guru, staf, dan para siswa yang mempunyai latar belakang kehidupan, kepentingan serta tingkat sosial budaya yang berbeda sehingga tidak mustahil terjadi konflik antar individu bahkan antar kelompok. Dalam menghadapi hal semacam itu kepala sekolah harus bertindak arif, bijaksana, adil, tidak ada pihak yang dikalahkan atau dianak emaskan. Dengan kata lain seorang kepala sekolah harus dapat memperlakukan sama terhadap orang-orang yang menjadi bawahannya, sehingga tidak tidak terjadi deskriminasi tetapi dapat menciptakan semangat kebersamaan.

Kepala sekolah juga seharusnya sering memberikan saran serta masukan kepada bawahannya dalam melaksanakan tugas sehingga dapat memelihara bahkan meningkatkan semangat, rela berkorban, rasa kebersamaan dalam melaksanakan tugasnya masing-masing.

Keberhasilan suatu sekolah ditentukan juga oleh kepala sekolahnya sendiri dimana disini kepala sekolah berperan sebagai pendidik dan menjadi sumber motivasi yang kuat karena sikap mental, moral, kondisi fisik yang sehat dan energik serta apresiasi dan persuasi yang positif yang patut ditiru yang ditunjukkan oleh kepala sekolah itu sendiri serta turut serta melibatkan organisasi orang tua siswa, organisasi siswa dan organisasi guru dalam menjalankan kepemimpinannya.

Salah satu tugas yang paling penting dalam kepala sekolah ialah bahwa mampu menempatkan dirinya sebagai seorang staf yang ditunjukkan da diwujudkan dalam perilaku dan perbuatan, macam-macam persyaratan pemimpin sebagai staf, yang mencakup butir-butir nilai sebagai berikut :

- memiliki kualitas umum kepemimpinan,

- memiliki persyaratan khusus kepemimpinan,

- menguasai tehnik pengendalian,

- pandai menguasai diri,

- taat pada norma, etika, dan hierarki organisasi,

- mampu menciptakan suasana keterbukaan,

- bersifat terbuka terhadap kritik,

- menguasai situasi dan kondisi bawahan,

- kemauan bekerja keras, dan

- selalu memiliki optimisme.

  1. Hubungan Kepala Sekolah Dengan Masyarakat Luas

Seorang kepala sekolah merupakan mata rantai penting diantara hubungan sekolah setempat dengan masyarakat luas. Oleh sebab itu apabila proses mengajar belajar akan ditingkatkan, maka dukungan intelektual, teknis dan material harus dimanfaatkat secara tepat. Demikian hubungan dengan masyarakat yang memberikan dukungan dalam pengembangan program perbaikan sekolah, perlu diusahakan secara terus-menerus.

Ada dua hal penting yang perlu dilakukan oleh kepala sekolah, yaitu :bagaimana memperoleh dukungan perbaikan dari masyarakat dan yang kedua, bagaimana memafaatkan sumber-sumber daya yang diperoleh secara tepat, sehingga mampu meningkatkan proses mengajar dan belajar.

1. Memperoleh Dukungan Perbaikan

Dalam rangka untuk mewujudkan satu perubahan penting dalam pendidikan, seorang kepala sekolah memerlukan dukungan banyak sumber-sumber daya dari masyarakat dimana sekolah itu berada.

Dukungan yang diperlukan meliputi :

a). Personil, seperti tenaga ahli, konsultan, guru, orang tua, pengawas dan sebagainya.

b). Dana yang diperlukan untuk mendukung tersedianya fasilitas, perlengtkapan dan bahan-bahan pengajaran yang lain.

c). Dukungan berupa informasi, lembaga dan sikap politis.

Agar dukungan yang diperoleh tersebut dapat didaya gunakan dengan tepat, maka diharapkan :

a). Seorang kepala sekolah harus mampu menunjukkan rasionalitas usaha perbaikan tercapainya tujuan organisasi dan harapan para individu

b). Seorang kepala sekolah harus menaruh perhatian terhadap sejumlah bentuk dan arus informasi, sehingga dapat tercipta komunikasi dua arah.

c). Kepala sekolah mampu membangun saluran komunikasi responsif yang mengarahkan arus informasi kebawah, paralel, dan keatas dilingkungan sekolah, mampu keluar dilingkungan masyarakat yang lebih luas.

d). Kepala sekolah perlu mengetahui konteks instituasional / masalah pembaruan dan mendayagunakan kepemimpinannya dalam mengubah organisasi sekolah dari organisasi yang birokratis dan mekanistik menjadi organisasi yang dinamis dan organik.

e). Seorang kepala sekolah harus mempunyai keterampilan dalam melakukan analisis terhadap berbagai nilai, harapan dan perilaku dari individu-individu sesuai dengan keanggotaanya dimasyarakat, masyarakat instrumental, etnik dan masyarakat ideologis

2. Penggunaan Sumber Daya Eksternal

Seorang kepala sekolah bertanggung jawab membangun hubungan kerja sama yang tepat antara sebuah sekolah dengan aparat-aparat pembaharuan pendidikan seperti perguruan tingi, pusat-pusat riset dan pengembangan, dan organisasi-organisasi yang bertanggung jawab dalampengelolaan produksi dan desiminasi pengetahuan.

Dalam menggunakan sumber-sumber tersebut kepala sekolah bertanggung jawab memberikan penjelasan betapa pentingnya sumber daya manusia, orientasi pelatihan dan konsultasi, interaksi face to face, seringnya hubungan kerja sama dalam rangka melaksanakan perbaikan secra terprogram.

Face to face contact dan komunkasi dua arah adalah penting didalam usaha memperbaiki pendidikan.

Ada beberapa keuntungan hubungan face to face :

- Mudah dilaksanakan (fasilitated)

- Feed back antara pengirim dan penerima berita (sender dan reciever) dapat terselenggara dengan serta-merta (immediate)

- Kemurnian atau kejelasan misi (massage clarify) adalah tinggi.

Hubungan dengan aparat luar tidak hanya membantu, tetapi menciptakan bantuan penting terhadap masyarakat pendidikan yang lebih luas. Secara singkat seorang kepala sekolah merupakan mata rantai antara sekolah setempat dengan masyarakat pendidikan yang lebih besar. Keberhasilan antara guru, siswa dengan kelompok-kelompok masyarakat yang menaruh perhatian yang tinggi pada perbaikan program pendidikan bergantung pada kepemimpinan seorang kepala sekolah yang menjembatani kesenjangan antara teori dan praktek. Kepemimpinan kepala sekolah berperan dalam gubungan kerja terhadap masyarakat yang lebih besar, dalam memperoleh dukungan sumber daya manusia, finansial, informasi lembaga dan dukungan politik dalam rangka perbaikan dan perubahan pendidikan.

BAB III

PENUTUP

  1. Kesimpulan

Sebagai kepala sekolah dimana memimpin sekolahnya mempunyai tanggung jawab yang cukup besar, untuk menjadi kepala sekolah dibutuhkan seleksi yang begitu ketat yang bertujuan untuk mencari seorang kepala sekolah yang berwawasan tinggi dan mempunyai kreativitas untuk memajukan sekolah yang dipimpinnya.

Didalam hal ini kepala sekolah juga dituntut untuk bisa menempatkan dirinya sesuai dengan karakter dan tingkah laku dari para bawahannya, seperti contoh bahwa seorang kepala sekolah itu diibaratkan sebagai penjabat formal dimana dia harus memiliki jiwa kepemimpinan yang berkarismatik sehingga bawahanya segan dan menghormati, disamping sebagi penjabat formal seorang kepala sekolah juga diibaratkan sebagai manager yang mengatur bawahanya dan memberikan semangat serta motivasi dalam bekerja dan menciptakan suasana yang harmonis antara pegawai, guru serta kepada para siswa.

Disamping itu pula seorang kepala sekolah juga harus membina hubungan yang baik dengan masyarakat ditempat sekolah yang dipimpinnya sehingga tercipta suatu hubungan saling memiliki serta masyarakat juga bisa membantu kepala sekolah didalam menjalankan suatu program pendidikan yang hasilnya dinikmati oleh semua pihak baik itu kepala sekolah, guru, staf, siswa, dan masyarakat itu sendiri.

  1. Saran

Dari pemaparan diatas adapun saran yang hendak disampaikan penulis adalah sebagai berikut :

Ø Seorang kepala sekolah harus menjalin suatu komunikasi yang baik antara guru, satf, serta siawanya sendiri,

Ø Kepala sekolah juga haruslah bisa bersikap bijaksana agar tercipta kondisi yang kondusif serta dapat memberikan motivasi dan masukkan kepada bawahanya untuk meningkatkan atau menciptakan semangat kerja serta rasa kebersamaan,

Ø Seorang kepala sekolah juga dituntun untuk memberikan suatu contoh yang baik sehingga tidak merusak moral dari para guru, staf, serta anak didiknya.

Bila hal ini mampu dilaksanakan maka sekolah yang dipimpinya akan mengalami kemajuan yang pesat dan akan menjadi salah satu sekolah yang terfavorit ditempatnya.

DAFTAR PUSTAKA

Wahjosumidjo. 2003. Kepemimpinan Kepala Sekolah: tinjauan teoritik dan permasalahannya. RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Rivai, Veithzal. 2006. Kepemimpinan dan perilaku organisasi. RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar